12 Desember 2007

Tanggapan atas Artikel: Kapankah Malaysia berhenti merampok ?

Oleh: Giyono*
Husamah, Ass Wr Wb !

Membaca tulisan Husamah di kolom “ Surat Pembaca “ Media Indonesia Senin 10 Des 2007, saya juga sangat prihatin melihat keadaan bangsa dan Negara kita ini. Sampai-sampai Malaysia pun yang dulu banyak belajar kenegeri kita sekarang mulai berani melecehkan kita.

Dimanakah letak kesalahannya ? Letak kesalahannya ada pada kita sendiri yaitu segenap bangsa dan Negara Indonesia ! Kita punya Ketuhanan yg Maha Esa, tetapi nyatanya kita tidak melaksanakan perintahNya. Kita punya Kemanusiaan yang adil dan beradab, tetapi kita saling memakan diantara bangsa sendiri. Kita punya Persatuan Indonesia tetapi kita kita lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok-kelompok sendiri. Kita punya kerakyatan yang dipimpin……. Nyatanya anggota DPR kita asyik pada bermain sendiri dan lupa pada janji2nya ketika kampanye dulu. Kita punya keadilan social……..tetapi yang kay makin kaya dan yg miskin makin miskin. Dari setiap poin tsb banyak sekali contohnya.

Saudara2 kita yang miskin dan papa akhirnya pada lari ke Malaysia, yang punya duit masuk secara legal, sementara yg nggak punya duit masuk secara illegal. Yang illegal ini ratusan ribu jumlahnya, mereka selama di Malaysia kucing2an terus dgn aparat disana. Mereka ini dianggap menjadi trouble maker dimalaysia karena cukup banyak yang terlibat kriminalitas.Jujur aja , banyak juga pengusaha yg senang dgn yg illegal ini karena ongkos buruh sgt murah, malahan terkadang mereka tidak dibayar. Meski tdk dibayar mereka ini tak berani melapor karena illegal tadi.

Keadaan didalam negeri kita yg rebut terus menerus, misalnya hasil pilkada di berbagai daerah yg ribut melulu,dan demo2 yang bentrok dimana-mana, itu semua juga membuat image mereka terhadap kita buruk sekali. Berita kerusuhan seperti itu hampir selalu muncul di TV mereka.

Kemiskinan , bencana alam dan penderitaan lain juga selalu muncul di media masa mereka, sehingga image mereka tambah buruk terhadap kita ini.

Korupsi yang terus meraja lela, para pejabat yang mudah disogok, pengemplang BLBI dan KLBI yang ongkang-ongkang di Singapore, Bandar Narkoba yang hukumannya ringan, semua itu juga membuat mereka semakin menganggap enteng bangsa kita.

Tentara kita yang persenjataanya sudah usang, TNI yang ekslusif dan cenderung ikut main politik maka itu juga mereka ketahui dan mereka semakin meremehkan kita.

Dan masih banyak lagi hal-hal yang membuat mereka semakin meremehkan kita.

Jangan lupa Malaysia itu dibawah lindungan Inggris, semua negar yang dibawah lindungan Inggris(Commonwealth) secara umum kondisi ekonomi dan politiknya cukup bagus dan mereka merasa aman karena merasa dilindungi oleh Negara adidaya itu. SEmentara kita ini merdeka dari hasil perjuangan dari Belanda, kita benar2 mandiri maka dalam percaturan dunia maka kita ini sering dikeroyok baik secara diam-diam atau terang2an. Contoh Sipadan-Ligitan yang lepas itu, lha wong Mahkamah International yang di Belanda itu dikuasi oleh mereka-mereka itu maka biasanya kita kalah melulu. Anda tahu PBB, WTO, IMF, World bank, dan sejenisnya itu , semuanya dibawah pengaruh mereka2 itu. Jalan terbaik bagi kita adalah hidup Mandiri dengan mengoptimalkan kemampuan kita sendiri, jangan suka ngutang2 ke mereka2 itu sebenarnya adalah para rentenir terselubung.

Anda pingin tahu betapa bahayanya korupsi dan narkoba itu ? Gampang aja, tuh Singapore,Malaysia dan China sendiri, dia nggak pernah kasih ampun kepada penjahat korupsi dan narkoba, disana langsung digantung atau ditembak mati. Tetapi di negeri kita ini….???? Maka hancurlah generasi kita karena narkoba, hancurlah ekonomi kita karena duit yang ratusan trillium itu hanya dikuasai segelintir manusia yang korup.

Apalagi yang kita harapkan sekarang ? Kalo tdk dekat dgn Allah swt maka lebih baik mati saja kita ini ! Partai-partai yang ber azaskan Islam pun yg sangat kita harapkan perjuangannya di DPR/Pemerintah , mereka pun sudah mulai diam tanpa suara, mereka sudah menyatu dgn partai2 kafir guna merebut jabatan2 penting dinegeri ini mulai dari Bupati,Walikota,Gubernur, Presiden dan lain-lain, bahkan mereka sudah mulai lupa niat awalnya,…sedih sekali yaaaa.

Sekali lagi, yang salah adalah kita sendiri. Lalu untuk memperbaiki semua ini, dari manakah memulainya ? Pada hakikatnya mulainya adalah dari diri kita sendiri.Contoh : Mari kita lakukan perintahNya, jangan ikut korupsi, syukuri saja hidup kita meski bersahaja, tetap berusaha keras untuk merubah nasib. Serukan kepada setiap orang yang kita kenal agar tidak berlaku korupsi dan jauhi narkoba.

Dari bahasa agama , mungkin ini bisa dikatakan sebagai laknat dariNya, coba lihat disekitarmu saja, banyak orang tidak merasa telah berlaku haram dan bathil dalam hidupnya sehari-hari.Misalnya ketika ujian smt mereka membuat contekan-contekan , Para isteri yang manipulasi uang belanja dari suami, suami yang tdk jujur kepada isteri, anak-anak yang suka berbohong dgn orang tua, Rektor yg memungut uang dari mahasiswa tanpa pertanggungjawaban yg jelas, Dosen pemibimbing yg memeras secara halus mahasiswa dlm menyelesaikan skripsinya, Lurah/Kades yang menyelewengkan Raskin, Kades yg terpilih dengan menyogok Bupati dan masyarakat(money politic), Dokter yg resepnya diarahkan kepada obat merek tertentu, Menteri yg mentalnya asing membuat aturan penanaman modal yang menguntungkan para pengusaha asing sehingga warung2 kecil pinggir jalan pada mati pelan2, dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Jika tadi secara hakikat dimulai dari diri kita masing2, maka secara nasional harus dimulai dari penyelenggara Negara ini, siapakah mereka itu / yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.

Eksekutif : pemerintah yaitu presiden dan menteri2 dan aparatur dibawahnya mulai dari Jkt sampai kedaerah-daerah, tapi juga tergantung dari semua undang2 yg dibuat oleh legislative(DPR). Banyak UU yg mandul dan tak bertaring, dibuat asal ada saja dan asal-asalan sehingga pemerintah juga nggak bisa keras.

Legislatif ; DPR sdh banyak yg lupa janjinya dulu waktu kampanye. Kalu bikin UU terkadang sudah ada pesanan dari kelompok pengusahan tertetntu dan imbalannya pasti uang yang berkoper-koper jumlahnya. Gajinya gede, sogokanya ya gede2. UU dibuat tapi tak bertaring, sehingga banyak penjahat illegal logging lolos, koruptor lolos atau dihukum ringan sehingga tak jera-jera

Yudikatif ; Hakim, Jaksa, Polisi banyak yang mudah dibeli atau disogok oleh para penjahat ekonomi Negara. Coba : maling ayam dihukum 3 bulan plus babak belur digebukin, korupsi milyaran hanya 1 tahun dan potong tahanan.Peran pengacara sebagai pembela para penjahat ekonomi ini telah membentuk mafia peradilan, sehingga hukuman ringan, penjahat2 itu tak jera2 pula.

Memang ada beberapa fakta pelecehan yang terjadi tetapi bisa juga ada kesamaan/kemiripan beberapa budaya yang ada di Malaysia dan Indonesia. Itu sangat mungkin karena kita ini bangsa serumpun, dan dulunya kita sama2 berasal dari daerah Tonkin-Vietnam sana.Apalagi pada zaman penjajahan dulu ada saja kelompok masyarakat yg hijrah dari Jawa ke tanah Malaysia dengan membawa seni dan budayanya, apalagi dulu belum lahir namanya Indonesia atau Malaysia, yaitu namanya dulu “ Hindia Belanda” . Contoh lain Orang2 kita yg saat ini di Suriname itu, bahasa dan seni budayanya malah masih asli jawa tempo dulu lho.

Jadi kita sebagai orang terpelajar harus berfikir jernih, rasional, ilmiah karena tidak semua yang berasal dari Malysia itu jelek , mungkin kita masih terpengaruh peristiwa ganyang Malaysia dulu yaitu dizaman Bung karno, sehingga agak sensitive dgn Malaysia. Yang jelas hubungan antar pemerintah kita dan Malaysia hingga saat ini baik-baik saja, dan kalu ada kejadian jelek seperti itu adalah lebih pada oknum warganya, seperti juga pada oknum TKI illegal kita yg ada disana.

Ada yg bilang bahwa kita perlu potong satu generasi guna memperbaiki keadaan terpuruk ini, karena orang2 yg berkuasa sekarang ini dianggap sudah terkontaminasi dan tidak bisa lagi diharapkan.Potong generasi ini sudah pernah terjadi di Kamboja dan Vietnam melalui perang yg dahsyat , maka kedua Negara tsb saat ini banyak kemajuan yg luar biasa meski pun baru hancur2an karena perang saudara tsb. Coba lihat dari hasil Sea Games saja saat ini ! Kita malah dibawah mereka perolehan medalinya. Apakah kita mau perang seperti mereka ?

Saya punya resep untuk perbaiki keadaan bangsa dan Negara kita , sbb :

Tegakkan Pancasila sebagai landasan idiil kita.
Lunasi hutang kita US$ 50 milyar itu, jika perlu Pulau batam kita jual . Dan jangan ngutang2 lagi. Batam hilang tidak akan mengurangi makna NKRI.
Kita hidup Mandiri , Jangan kuatir sumber daya alam kita masih buanyak kok.
Menyerukan gaya hidup sederhana kepada seluruh rakyat Indonesia.
Perusahaan2 asing di bidang pertambangan kita terima jika bagi hasilnya saling menguntungkan. Coba Free port tambang emas itu, kita hanya dapat 3%, Amrik yang 97%. Gila, kan !.
Koruptor dihukum yang berat atau mati agar jera, dan segera dieksekusi.
Bandar narkoba dihukum berat/mati. Hukuman mati harus segera dieksekusi.
Buat undang-undang mereka yang pernah dipenjara/sedang dipenjara tidak boleh lagi menjadi pejabat Negara atau lembaga Negara. Tuh..Nurdin Halid sang Ketua umum PSSI bolak-balik dipenjara tapi masih jadi ketua PSSI. PSSI nya keok melulu.
Pengawasan melekat terhadap barang2 konsumsi masyarakat terutama kandungan bahannya yang bisa merusak saraf2 otak anak bangsa. Misalnya : jajanan anak-anak di sekolah2 SD , SMP yg konon sudah mengandung bahan2 narkoba dalam ukuran ringan sehingga anak2 ketagihan dan tanpa disadari merusak jaringan saraf otak.Rokok di Indonesia konon punya kadar nikotin tinggi, sehingga tanpa disadari lama2 bisa merusak saraf2 otak namun ybs tdk merasa rusak saraf otaknya, anda tahu kyai2 kita banyak yg jago merokok, OKI pernah akan mengharamkan rokok lho.Konon kandungan soft drink yg dijual di negeri kita itu beda lho dgn yg ada di Negara barat sana. Dan makannan2 lainnya.
TNI-AD, TNI –AL, TNI-AU kita perkuat, jumlahnya berjuta-juta, senjatanya modern dan banyak, sering latihan perang didaerah perbatasan kita.
Kita kirim TKI keluar negeri yang betul2 profesional, jangan yu Tukinah, Yu Painem yg buta huruf dan masih clondo2 yg dikrim keluar negeri.
Daerah2 diluar jawa segera diberdayakan, agar merata SDM nya dan kemakmuranya.
Anak2 kita yang sekolah diluar negeri harus diawasi betul supaya otaknya tidak diformat oleh asing yg merugikan kita.
Kurikulum pendidikan bersifat aplikatif, dinamis. Mata pelajaran/kuliah yang benar2 relevan saja yang diterapkan.
Jumlah partai politik tidak terlalu banyak, kalu kebanyakan sering kacau.
Pemilihan Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati bareng sekaligus(seperti di Fipina), lebih praktis, efisien dan efektif. Jadi kalu ada keributan cukup sekali dalam lima tahun. Coba sekarang ini, tiap hari ada berita keributan pilkada.
Dan lain-lain.

Sekian dulu, Husamah ! Aku harus keja dulu ya! Jangan bosen mbacanya ya. Salam untuk AREMA dan seluruh teman di UMM.Mohon maaf jika ada yg kurang berkenan.

Wass Wr Wb,

Dari cah Gurah-Kediri.

Best Regards,
Giyono

PT. Samudra Petrindo Asia
Sampoerna Stategic Square, Tower A, 14th Floor, Suite 1401, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46 Jakarta 12930 - Indonesia
Telp.: +62 21 577 2577
Mob: +62 811 142959
Fax: + 62 21 577 2578
email: gy@sampet.co.id
As Commercial Manager

Tidak ada komentar: