5 Desember 2007

Amnesia Jasa Bung Tomo


(ARTIKEL INI DIMUAT DI MEDIA INDONESIA EDISI JUM'AT 16 NOVEMBER 2007
Amnesia Jasa Bung Tomo

Oleh: Husamah

(Mahasiswa Biologi-FKIP Universitas Muhammadiyah Malang)

Jika benar bahwa bangsa yang baik adalah bangsa yang tidak pernah lupa jasa-jasa dan perjuangan para pahlawan, maka Indonesia bukanlah bangsa baik-baik. Walapun dengan berat hati, kenyataan tersebut harus kita akui. Mengapa?

Peringatan Hari Pahlawan 10 November kembali kita peringati secara simbolis, formalis, strukturalis dan penuh kepura-puraan. Kepura-puraan itu jelas terlihat apabila dikaitkan dengan Bung Tomo.

Siapa yang tidak kenal dengan pejuang yang satu ini. Tanyakan saja nama Bung Tomo pada anak-anak sekolah dan masyarakat umum. Dapat dipastikan sebagian besar orang akan tahu, bahkan namanya lebih akrab dari tokoh lainnya.

Ironisnya, tokoh yang memproklamirkan semboyan rawe-rawe rantas malang-malang tuntas ternyata tidak diakui sebagai pahlawaan nasional oleh pemerintah (dari pusat hingga pemerintah daerah terutama Jawa Timur). Sampai sekarang hak sebagai pahlawan yang seharusnya disandang "sang pembakar semangat Arek-Arek Suroboyo" ini ternyata belum juga diberikan. Dia pun belum dimakamkan di taman makam pahlawan.

Terasa aneh memang. Presiden telah berganti enam kali apalagi gubernur dan bupati/walikotanya. Tapi mereka sama saja, amnesia dengan perjuangan dan jasa-jasa Bung Tomo.

Alasan unik disampaikan Direktur Kepahlawanan, Kejuangan dan Keperintisan Departemen Sosial Yusrizal. Sebagai mana dikutip oleh berbagai media, menurutnya ada persyaratan administrasi yang belum dipenuhi untuk mengusulkan pria kelahiran 1920 itu menjadi pahlawan nasional yaitu belum diseminarkan di daerah.

Tampaklah borok anak bangsa. Bung Tomo telah lama berpulang ke haribaan-Nya. Tentunya kita akan bertanya, apakah begitu sulit hanya sekedar menseminarkan beliau? Apakah banyak dana yang harus dikeluarkan sehingga kita enggan? Apakah kita kekurangan data sejarah yang terkait dengan Bung Tomo? Apakah begitu sulit untuk memindahkan jasadnya ke TMP?

Akhirnya, apapun alasan yang diberikan, saya rasa tidak akan ada yang masuk akal. Yang jelas, kita masih penuh dengan kepura-puraan, kebohongan dan sengaja amnesia. Tentunya, ini harus segera diakhiri apabila ingin menjadi bangsa baik-baik.

Tidak ada komentar: