5 Desember 2007

Ritual Shalat dalam Pandangan Tabib


Judul: Keajaiban Shalat Menurut Ilmu Kesehatan Cina
Penulis: Lukman Hakim Saktiawan
Penerbit: Mizania
Cetakan: I/ Juni 2007
Tebal: xv+205 halaman
Peresensi: Husamah*

Ritual Shalat dalam Pandangan Tabib

"Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina". Hadist tersebut masih menjadi perdebatan para ahli fikih tentang kesahihannya. Namun demikian, apapun statusnya, Islam telah mengakui bahwa Cina memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki tempat lainnya. Perkembangan ilmu pengetahuan di negeri tersebut berjalan begitu cepat, termasuk ilmu kedokteran (ketabiban).

Penghargaan Islam kepada Cina, yang ditunjukkan dengan pengakuan, bukanlah tanpa alasan. Lekatnya kultur mencari ilmu merupakan barometer Islam dalam meninggikan derajatnya. Jaminan ini kerap disampaikan Nabi Muhammad SAW, bahkan di dalam Al-Qur’an sendiri terdapat ayat-ayat yang menghargai orang-orang yag rajin mencari ilmu. Alasan lain adalah kenetralan ilmu yang berkembang di manapun, suatu saat akan menunjukkan kebenaran-kebenaran dan keutamaan yang mungkin belum terungkap.

Di lain sisi, selalu ada rahasia-rahasia Allah Swt dalam berbagai hal, tidak terkecuali ibadah yang diperintahkan-Nya. Dunia keilmuwan modern Barat telah mengakui berbagai kehebatan dan kelebihan dari puasa yang dilaksanakan umat Islam, diluar ia sebagai ritual. Ritual wudhu memiliki berbagai manfaat terhadap kesehatan tubuh (fisik dan psikis). Sementara tidak ada satu orangpun yang meragukan keutamaan shalat.

Salah satu literatur yang mengungkap keajaiban shalat yag dilakukan umat Islam di seluruh dunia adalah buku karangan Guru Kungfu dan Praktisi Terapi Pengobatan Tradisional Cina, Lukman Hakim Saktiawan ini. Pendek kata buku ini adalah catatan ilmiah seorag tabib, yang telah menempa ilmunya diberbagai wihara, dalam memandang ritual umat Islam. Menurut Saktiawan, keunikan, kelebihan dan keutamaan shalat dapat ditinjau dari sebuah perpaduan atau rangkaian ajaib mulai dari wudhu, shalat itu sendiri dan waktu shalat.

Ritual wudhu, mengajarkan kepada kita untuk selalu bersih. Kulit adalah alat tubuh yang terbesar dan lapisan terluar dari tubuh manusia. Bagian inilah yang sepanjang hari mengalami kontak langsug dengan dunia luar, dan karenanya juga amat rentan terhadap kotoran.

Dengan berwudhu, kita telah membersihkan bagian-bagian yang selalu bersentuhan dengan kotoran. Lingkungan banyak mengandung debu, bakteri dan zat-zat yang merugikan kesehatan. Semua kotoran ini menempel dan menimbulkan kerak yang menghambat pori-pori kulit sehingga mengganggu sirkulasi dengan hawa di sekitarnya.

Oleh karena itu, sangat penting menjaga kulit agar selalu bersih dan lentur. Dapat kita dibayangkan bagaimana kulit tidak bersih jika kita selalu melakukan wudhu dalam sehali lima kali?

Ritual shalat, mengajarkan kepada manusia untuk selalu sehat. Tubuh manusia memiliki suatu sistem yang begitu sempurna. Apabila ada satu bagian yang mengalami kelainan, bagian yang lain akan merasakan akibatnya. Ini terjadi karena adanya jutaan syaraf yang menyebar di tiap-tiap bagian tubuh kita. Bagian yang terbanyak adalah otot-otot jaringan penggerak, yang menggerakkan setiap persendian dan organ internal tanpa disadari, yang semuanya terkontrol oleh pusat sistem syaraf otak.

Dengan melakukan gerakan-gerakan sholat, berarti telah melakukan aktivitas olahraga ringan yang dapat meningkatka kelenturan otot jaringan kita. Secara tidak langsung, juga membantu sistem aktif syaraf dari seluruh bagian jaringan organ yang ada di dalam tubuh manusia, sehingga dapar berfungsi dengan baik.

Waktu shalat, mengajarkan kepada umat untuk selalu menghargai waktu dan hidup sesuai denga siklus alam semesta. Waktu-waktu shalat yang dilakukan sangat sesuai dengan kaidah dan ketentuan sistem terapi dalam ilmu kesehatan Cina. Dimana dijelaskan bahwa ada hubungan kosmis antara tubuh manusia dan alam sekitarnya, termasuk hubungan medan magnetis antara bumi, manusia dan langit.

Hubungan medan energi dan medan magnetis manusia dengan alam sekitarnya membentuk sistem sirkulasi yangs seimbang. Dan waktu-waktu terapi pun disesuaikan dengan interaksi antara organ manusia dan alam, sesuai dengan kadar medan energi alam. Shalat subuh yang dilakukan pada pagi hari memiliki manfaat pada paru-paru. Shalat zuhur merupakan sarana terapi jantung. Shalat dilakukan pada saat udara panas, sehingga udara yang sejatinya akan meningkatkan emosi dapat diturunkan dan menstabilkan kerja jantung. Bila dikaji, shalat Asar merupakan waktu terapi kandung kemih, shalat magrib untuk terapi gunjal dan shalat isya menjadi waktu paling tepat untuk terapi perikardium.

Akhirnya dari buku berhargasumbangan pemikiran dar tabib ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan melakukan shalat lima waktu secara rutin, sesungguhnya kita hidup selaras dengan siklus alamiah tubuh dan alam.

Dengan meninjau secara lengkap ketiga unsur ibadah shalat, tampaklah bahwa dalam satu rangkaian yang mudah dikerjakan, umat dituntun untuk hidup sehat, menjaga kebersihan, menghargai waktu dan hidup sesuai dengan siklus alam semesta. Inilah salah satu kebenaran dan keutaman Islam dan ritualnya jika dilihat dari kacamata di luarnya.

*) Husamah
Peminat Buku pada Forum Diskusi Ilmiah UMM, sedang menulis buku "Manajemen Mulut dan Perut", mendalami Pengobatan Tradisional Cina.

Tidak ada komentar: