20 Februari 2008

Saatnya Menjadi Petani Berdasi

Geliat Agribisnis

Oleh: Husamah
(Mahasiswa Biologi UMM Magang di MAI Batu)

Sampai saat ini, profesi sebagai petani masih identik dengan ketertinggalan, kumuh, dan pakaian kotor. Masih banyak yang belum menguasai teknik pertanian modern atau ilmu pertanian apalagi teori-teori yang berkaitan dengan ilmu tumbuhan. Pertanian dilakukan secara konvensional dan tradisional. Sebagian lagi tidak memperdulikan keberlanjutan lingkungan hidup.

Kondisi ini akhirnya menyebabkan profesi petani mulai banyak ditinggalkan. Lahan-lahan pertanian semakin menyusut menjadi perumahan. Bahkan anak petani pun tak mau lagi menjadi petani. Jurusan-jurusan yang berhubungan dengan pertanian dan juga biologi pun sepi dari peminat. Bertani sudah dianggap tidak menjanjikan lagi. Hal ini pastinya bertolak belakang dengan julukan Indonesia selama ini, yaitu negara agraris.

Faktanya, Indonesia adalah sebuah bangsa yang dianugerahi kekayaan flora (tumbuhan) luar biasa. Indonesia telah lama dikenal sebagai lumbung plasma nutfah. Banyak species tumbuhan belakangan diketahui hanya ada di Indonesia dan tidak ditemukan di tempat lain di belahan dunia. Potensi besar ini jika tidak di manfaatkan justru akan sia-sia alias mubazir. Padahal jika mampu dimanfaatkan pastilah mampu mengangkat derajat kehidupan masyarakat dari segi ekonomi, selain juga melestarikan kehidupan flora di bumi Indonesia. Salah satu contoh dari uraian di atas adalah tanaman hias yang dapat dijadikan alternatif untuk menambah pundi-pundi pendapatan keluarga jika benar-benar ditekuni.

Pola pikir rasional, terbuka dan berusaha menggali potensi pertanian Indonesia inilah yang selalu di ajarkan oleh "duet" ahli tanaman yang mendirikan Mitra Anggrek Indonesia. Mereka adalah Drs Untung Santoso M.Si beserta istrinya Dr Ir Fatimah Nursandi MS. Keduanya merupakan staf pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang.

Mitra Anggrek Indonesia (MAI) dirintis oleh sejak tahun 1998, beralamat di Jl. Hasanudin I/24 Junrejo Kota Batu, Telp/Fax. 0341-463391 HP. 0811363392. Pengelolaan secara serius dimulai sejak tahun 2000 yang ditandai dengan perekrutan tenaga kerja, landscaping dan gardening khususnya budidaya anggrek dan budidaya tanaman hias khas Indonesia.

Pendirian Mitra Anggrek Indonesia didekasikan untuk melestarikan flora Indonesia sekaligus untuk mengembangkan ilmu pertanian dan tanaman. Prinsip konservasi itu tetap menjadi acuan utama dengan tidak meninggalkan aspek ekonomi. Bidang pertanian dikelola secara optimal, profesional, modern dan berkesinambungan (sustainable). Pada perkembangannya Mitra Anggrek Indonesia (MAI) telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak seperti Ikatan Pecinta Anggrek Indonesia (IPAI). Bahkan Drs Untung Santoso M.Si dan Dr Ir Fatimah Nursandi MS merupakan pengurus IPAI Pusat.

Saai ini Mitra Anggrek menempati lahan seluas 300 meter persegi dengan jumlah tenaga kerja 4 orang dan juga telah menghasilkan banyak tenaga kerja yang mandiri (menjadi pengusaha anggrek dan tanaman hias) di berbagai tempat. Pekerjanya adalah pemuda kampung yang dididik secara khusus, meskipun mereka hanya lulusan SD-SMA tetapi mampu mengusai teknik-teknik yang diajarkan di tingkat Universitas misalnya kultur jaringan.

Mahasiswa-mahasiswa magang yang datang dari berbagai universitas pun diberi "kebebasan" untuk menambah pengetahuannya, sekaligus memberikan kontribusi positif bagi dunia pertanian, ilmu pengetahuan dan tekonologi (IPTEK). Akhirnya, kita sebagai anak bangsa memiliki harapan besar bangkitnya sektor-sektor pertanian dan munculnya petani-petani berdasi layaknya petani-petani dinegara maju. Dan tentunya, salah satu yang ikut mendorong tercapainya cita-cita itu adalah bertambahnya lembaga yang memiliki misi mulia seperti Mitra Anggrek Indonesia ini.

Tidak ada komentar: